Saya agak teruja dengan kisah tradisi tersebut maka terpanggil untuk mencari artikel yang berkaitan:
Dipetik dari lama Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=2ZtTc0PrOIs
Omed-Omedan merupakan tradisi ciuman antar muda-mudi yang di ikuti oleh Sekehe Truna-truni (Kelompok Muda-Mudi) Banjar Kaja Sesetan.
Acara Omed-Omedan diawali dengan sebuah tarian Barong Bangkung (Barong yang menyerupai babi jantan dan betina) yang sedang jatuh cinta dan di ungkapkan dengan ciuman.
Permainan sangat seru sehingga mendapat sorakan meriah dari penonton.
Peserta Omed-Omedan sangat antusias, baik yang perempuan maupun yang laki-laki serta menambah suasana keakraban.
[Bayu, Peserta Omed-Omedan]:
Suasana keakraban diantara pemuda-pemudi itu jadi semakin erat saja.
Karena tradisi ini harus dilestarikan, saat menjalani Omed-Omedan, Bayu harus siap menanggung malu.
[Bayu, Peserta Omed-Omedan]:
Yaa malu sih saat pertamanya.namanya adat harus dilaksanakan, sudah turun-temurun dari orang tua, harus dilaksanakan, dilanjutkan dan dilestarikan lagi.
Menurut tokoh masyarakat setempat tradisi yang khas ini telah diwarisi oleh warga Banjar Kaja Sesetan sejak jaman kerajaan yang tujuanya untuk menabah keakraban dan persahabatan antar muda-mudi.
[Wayan Sunarya, Tokoh Masyarakat Banjar Kaja Sesetan]:
Tujuannya pertama adalah saling maaf-memaafkan, karena dalam setahun warga disini ada yang bekerja dan bersekolah di berbagai tempat, pada saat datang Tahun Saka mereka berkumpul dan mengadakan acara saling-memaafkan dan tujuannya adalah untuk persahabatan.
Pada jaman dulu Omed-Omedan ini konon berawal dari inisiatif warga setempat mengadakan sebuah permainan yang bertujuan saling memaafkan antara muda-mudi pada saat perayaan Nyepi. Omed-Omedan ini berlangsung seru dan suaranya terdengar oleh seorang raja yang pada saat itu sedang sakit keras. Karena terusik oleh suara ribut warga, sang raja menjadi marah dan menyuruh menghentikan Omed-Omedan tersebut. Namun setelah Sang Raja kembali ke rumah, sang raja berangsur-angsur sembuh dari sakitnya. Melihat kejadian itu, sang Raja akhirnya memerintahkan untuk meneruskan permainan itu. Warga setempat mewarisinya sampai sekarang.
Ketut Suyasa, NTD, Bali.
![]() |
Cewek2 yang bakal jadi mangse hehehehe.. |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Silelah menggunakan tatasusila serta bahasa yang sesuai dalam komen anda. Informasi berguna adalah digalakkan. Komen yang dianggap tidak menyenangkan akan dipadam. Harap maklum.